Allah tidak menyukai cara-cara para kafir: 27hb Desember 2009

Ringkasan Suhbah Harian Maulana Syaikh Nazim

27hb Desember 2009

Allah tidak menyukai cara-cara para kafir

A’uzubillah himinasyaitan nirrajiim

Bismillahir Rahman-nir Rahiim

Assalamu’alaikum wrwb.

  • Mawlana mengingatkan kita untuk selalu bersyukur karena kita telah diciptakan sebagai manusia, Bani Adam, khalifah Allah. Bersyukurlah pada-Nya dengan cara mematuhi-Nya dan tunduk pada Ketentuan-Nya, menerima ketentuan tersebut dengan senang hati.
  • Kita hanya akan dapat mencapai derajat yang tinggi di surga jika kita selalu bersyukur pada Allah atas segala anugerah-Nya pada kita, dan jika kita selalu memberikan-Nya penghormatan tertinggi dalam segala hal yang kita lakukan, dengan kata lain, menjaga adab terhadap Tuhan kita.
  • Bacalah A’udzubillah…, menjauhlah dari syaitan, karena sesungguhnya orang yang menjauhi syaitan sedang terbang MENUJU Allah (swt).
  • Mawlana mengingatkan kita bahwa syaitan adalah musuh kita yang paling kejam. Hatinya penuh dengan kedengkian terhadap segala anugerah kita; dia kesakitan jika kita bahagia, dan dia bahagia jika kita kesakitan. Hatinya tidak memiliki sedikit pun belas kasih terhadap kita. Maka waspadalah terhadap musuh jahat yang tidak kenal belas kasih ini, dan selalu mohonlah perlindungan surgawi!
  • Seseorang yang sedang dikejar oleh penyerangnya tidak langsung lari kepada Sultan negara tersebut; dia lari menuju tempat terdekat dimana dia akan mendapatkan pertolongan, contohnya pos polisi, pos keamanan, dsb. Demikian pula dengan orang yang sedang diburu syaitan, ia dapat meminta pertolongan pada salah satu wakil Allah; bahkan malaikat kelas rendah pun dapat mengusir berapa pun syaitan yang menyerang kita. Kita boleh mencari pertolongan dari orang-orang yang punya otoritas, yakni orang-orang yang telah dianugerahkan kekuatan untuk melindungi kita. Maka larilah kepada orang-orang tersebut, dan cukuplah bagi kita bahkan jika hanya SATU orang berotoritas yang menolong kita, bahkan jika kita dikepung oleh jutaan syaitan.
  • Adalah merupakan perintah Allah pada kita untuk memohon perlindungan-Nya dari syaitan yang terkutuk. Adalah MUSTAHIL bagi seseorang untuk dapat lolos dari perangkap syaitan tanpa pertolongan Allah. Jadi, jangan pernah merasa bahwa pengetahuan kita, perbuatan kita, maupun derajat (spiritual) kita, sudah cukup sebagai benteng dalam melawan pengaruh syaitan.
  • Orang-orang yang mencari perlindungan surgawi, akan diberikan perlindungan.
  • Mawlana juga mengingatkan kita bahwa Bismillah… adalah pedang surgawi. Allah memberikannya pada kita untuk digunakan dalam melawan syaitan, maka gunakanlah di awal SETIAP perbuatan. Sekali lagi ditekankan bahwa senjata ini dapat mengalahkan syaitan dalam jumlah yang tak terhingga, maka yakinlah dan gunakanlah. Mawlana berkata bahwa 99% dari manusia telah kehilangan keyakinan dalam spiritual. Mereka tidak membaca A’udzubillah… maupun Bismillah…, dan mereka tidak meyakini kekuatan spiritual dari bacaan ini. Mereka memiliki keyakinan pada kemampuan mereka, kecerdasan mereka dan pada apa yang dapat mereka lihat, terutama pada kekayaan materi mereka – mereka bergantung pada hal-hal tersebut, dan bukan pada Allah. Usaha orang-orang semacam itu tidaklah berarti, mereka SELALU gagal, dan mereka tidak dapat berkembang secara spiritual.
  • Ada KEKUATAN SPESIAL dalam Bismillah-ir Rahman-ir Rahiim. Ada tiga nama Allah dalam bacaan tersebut. Begitu kita membacanya, kita telah diberikan kekuatan tidak terlihat untuk membela diri kita.
  • Jika hanya dengan mengandalkan pengetahuan manusia dapat diselamatkan, lalu bagaimana bisa kita jatuh ke dalam krisis ekonomi ini, sementara ribuan pakar ekonomi, ilmuan social, dokter, bankir, dan politisi bersama-sama berusaha memecahkan masalah ini – tanpa mampu mencegah terjadinya krisis tersebut maupun menyediakan jalan keluarnya?
  • Allah hanya menarik stop kontak rejeki mereka. Mawlana menjelaskan bahwa hal ini seperti jika pipa air utama di suatu daerah pecah, tidak ada air yang akan mencapai rumah-rumah di daerah tersebut. Dan tidak peduli apa yang dilakukan si pemilik rumah terhadap pipa air di rumah mereka, tidak ada air yang akan sampai ke rumah mereka, sampai pipa UTAMAnya telah diperbaiki. Dan Allah adalah yang mengontrol pipa utama rejeki di dunia ini. Maka manusia tidak dapat bergantung pada dirinya sendiri, maupun pada pengetahuannya; ia harus bergantung pada Allah! Maka Mawlana memperingatkan kita agar tidak mengaku-ngaku bahwa kita berilmu, karena ada banyak hal yang kita tidak tahu dan tidak dapat pecahkan.
  • Banyak orang telah membuat banyak rencana untuk melindungi diri mereka sendiri, untuk mengasuransikan diri mereka sendiri, dan untuk mempersiapkan diri menghadapi krisis semacam itu. Tetapi ketika krisis itu terjadi, banyak orang yang menangis dan tidak mampu memecahkan masalah mereka. Apa yang terjadi dengan akal mereka, kemampuan mereka, pengetahuan mereka, kecongkakan mereka? Jika Allah menutup kerannya, tidak seorang pun memiliki kekuatan untuk menyalakannya lagi!
  • Beberapa ‘ulama terpelajar, meskipun telah mendalami Al-Qur’an dan hadis, bahkan dalam bahasa Arab, gagal untuk MEMAHAMI pengetahuan yang ada di dalam diri mereka, karena mereka tidak dianugerahi HIKMAH (kebijaksanaan) dalam pengetahuan yang mereka pelajari.
  • Mawlana mengingatkan kita bahwa solusi dari krisis ekonomi ini terletak pada sebuah ayat dalam surat At-Talaq, yang menyatakan bahwa jika seseorang benar-benar takut pada Allah, maka Allah akan menunjukkan jalan keluar. Maka Mawlana berkata, “Takutlah pada Allah, takutlah pada Allah, takutlah pada Allah!
  • Krisis ini telah menghantam dunia Islam dengan sangat kerasnya, karena mereka telah meninggalkan jalur Islam, jalur Rasulullah (saw). Mereka ingin mengikuti jalur para kafir sebisa mungkin. Seluruh negara Islam telah meninggalkan sunnah, dan beralih ke gaya hidup barat. Mereka takut dicap sebagai negara yang terbelakang/tradisional/beragama, dan ingin juga dipandang sebagai negara yang modern/terbuka/berbudaya bebas/kebarat-baratan. Tidak satu pun negara Islam telah maju untuk membangkitkan sunnah maupun untuk memberikan nasihat yang benar. Inilah yang membawa mereka menuju kehancuran.
  • Mengapa? Karena Allah telah berfirman, “Sesungguhnya, Allah TIDAK menyukai cara-cara para kafir…” Jadi, jika muslim mengadopsi cara-cara tersebut, kutukan dan bencana terhebat akan jatuh menimpa umat Nabi Muhammad (saw).
  • Orang-orang yang mengadopsi cara-cara para kafir telah jatuh ke dalam lubang yang tak berdasar, sebuah lubang hitam, dimana tidak ada jalan untuk kembali. Karena sebagaimana Allah menyukai semua tingkah laku Rasulullah (saw), Allah TIDAK menyukai cara-cara para kafir. Jadi jika kita mengadopsi cara-cara orang musyrik, umat muslim akan hancur.
  • Sangat banyak ‘ulama yang sibuk mencap selawat, zikir, mawlid dan tahlil sebagai perbuatan bid’ah, kufur dan sirik; tetapi adopsi nyata dari gaya hidup non-muslim tidak disebut-sebut maupun dinasihati oleh mereka. Mengapa mereka tidak berbicara dan menasihati pengikut-pengikut mereka mengenai hal ini? Bahkan menghisap sebatang rokok pun mendukung gerakan syaitan (dengan kata lain, mengadopsi gaya hidup para kafir) dan menghancurkan syari’at Allah. Para ‘ulama zaman sekarang ini menyembunyikan perintah-perintah surgawi yang sebenarnya, dan mereka tidak menasihati umat sebagaimana harusnya.

Fatihah.

This entry was posted in 2009 @id, Disember. Bookmark the permalink.