Ringkasan Suhbah Harian Maulana Syaikh Nazim
19hb Disember 2009
Darwin vs 124 000 Nabi
A’uzubillah himinasyaitan nirrajiim
Bismillahir Rahman-nir Rahiim
Assalamu’alaikum wrwb.
- Ada SATU bumi, SATU Tuhan, dan hanya SATU Kehendak yang berlaku. Tidak boleh ada DUA Kehendak yang berlaku. Hanya SATU yang dapat berbuat apa pun yang Dia mau, dan yang SATU itu adalah Allah (swt). Kita harus tunduk pada Kehendak Allah, tetapi ego kita ingin agar kita tunduk pada nafsunya.
- Mawlana memperingatkan kita agar tidak menjadi budak bagi hawa nafsu kita, bagi ego kita. Abidu nafsak, yakni budak bagi egonya; budak semacam itu merupakan yang paling kotor, dan ia akan dilemparkan dari Hadirat Ilahi. Berjuanglah untuk menjadi Abdullah, hamba Allah. Maka waspadalah terhadap ego kita, dan kita juga harus sama waspadanya terhadap syaitan.
- Banyak ‘ulama menyatakan bahwa merekalah yang terpelajar, karena mereka telah menghapal ayat-ayat tertentu dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan juga ribuan hadis. Meskipun hal tersebut ada benarnya, Mawlana berkata bahwa ada perbedaan antara pengetahuan yang bersumber dari akal dan pengetahuan yang bersumber dari hati. Juga, pengetahuan manusia memiliki batas, lebih dari batasan tersebut, kita tidak bias lagi mengatakan bahwa kita terpelajar. Mawlana berkata bahwa akan lebih baik jika mereka berkata, “Aku adalah seorang murid, aku masih belajar…,” itu lebih rendah hati dan lebih terhormat.
- Keberadaan dari setiap makhluk hidup di muka bumi ini, baik tumbuhan maupun hewan, menunjukkan KEBERADAAN SANG PENCIPTA. Ciptaan tidak dapat ada tanpa Sang Pencipta, karena tidak satu pun ciptaan dapat menciptakan dirinya sendiri. Jadi, setiap makhluk hidup merupakan bukti keberadaan Allah.
- Pada era masa kini, banyak profesor mengajarkan proses evolusi. Mereka mengajarkan generasi muda masa kini bahwa manusia adalah keturunan dari kera. Generasi muda kita menerima ajaran ini tanpa bukti dan menerima ideologi yang tidak masuk akal ini tanpa mempertanyakannya. Sebagian orang mengatakan bahwa manusia berkembang dengan sendirinya, dari tidak ada menjadi ada melalui sebuah campuran gas-gas yang membentuk makhluk hidup pertama, yang kemudian berevolusi menjadi manusia.
- Bagaimana mungkin manusia dapat berkembang dari sesuatu yang tidak ada? Bagaimana mungkin seorang makhluk dapat menciptakan dirinya sendiri? Tidakkah manusia merasa malu menyatakan bahwa mereka bersaudara dengan kera? Mawlana bertanya apakah kita merasa senang dan terhormat jika dihubungkan dengan kera?
- Jika manusia adalah semata-mata seekor binatang yang telah berevolusi, seharusnya kita tidak memiliki ketakutan akan Hari Pengadilan, karena pada Hari tersebut, Allah akan menghidupkan kembali semua binatang dan Dia akan berkata pada mereka, “Kembalilah kalian ke keadaan kalian sebelumnya…”, dan binatang-binatang tersebut akan menjadi debu. Tetapi manusia, tidak seperti binatang, akan menghadapi Pengadilan dan membayar apa yang telah diperbuatnya selama di dunia.
- Adalah benar bahwa kita memiliki tubuh fisik, sama halnya seperti binatang. Tetapi apa yang membuat manusia spesial bukanlah daging dan tulangnya. Ketika Allah menciptakan manusia dari tanah, manusia hanyalah segumpal tanah, yang mati dan tidak bergerak. Allah meniupkan nafas-Nya pada manusia, dan wujud tak bernyawa itu mulai bergerak, matanya terbuka, dan sebuah kekuatan rahasia surgawi dari Allah mengalir ke seluruh tubuhnya – dan secara menakjubkan, segumpal tanah itu menjadi hidup. Jadi manusia telah dianugerahkan sesuatu yang lebih, sebuah rahasia yang membuatnya sangat spesial. Tidak satu pun ciptaan yang lain yang telah diberikan rahasia sebagaimana yang telah dianugerahkan pada manusia.
- Banyak dari profesor yang dianggap terpelajar, yang meyakini dan mengajarkan teori evolusi ini, sebenarnya adalah orang-orang yang bodoh, yang sama sekali tidak tahu-menahu tentang rahasia dari manusia. Tidakkah mereka melihat bahwa manusia jauh lebih tinggi, bukan hanya daripada kera, tetapi juga daripada SEMUA binatang? Tidakkah mereka melihat bahwa tidak ada binatang yang telah diberikan akal sebagaimana yang dimiliki oleh manusia? Dan jika memang benar bahwa manusia bersaudara dengan kera, tentunya kita dapat menggunakan organ tubuh kera untuk menggantikan organ tubuh manusia dengan mudah.
- Bagaimana mungkin kita bisa bangga dihubungkan dengan kera, sementara kita telah diciptakan sebagai puncaknya ciptaan, khalifah yang paling terhormat, dan kita membuat pernyataan yang merendahkan kita ke derajat binatang? Mawlana bertanya akankah kita berkata pada seseorang, “Kakek-nenekku adalah kera, tetapi aku adalah manusia.” Apakah ini membawa kehormatan bagi kita? Hanya orang-orang tak berakal yang akan menerima pernyataan semacam itu.
- Mawlana berkata bahwa jika nenek-moyang kita memang kera, tentunya kita akan bertingkah laku seperti kera juga… tetapi bagaimana mungkin kita dapat berkomunikasi dan hidup sebagaimana yang kita lakukan sekarang? Lihatlah betapa besar dan banyaknya kemampuan manusia – kita dapat berbicara, berjalan tegak, berlari, berenang, berpikir, menciptakan, mendesain – dan bandingkan hal itu dengan kera. Bagaimana mungkin kita berasal dari kera, sementara TIDAK ADA KEMIRIPAN SAMA SEKALI DALAM APA YANG DAPAT KITA LAKUKAN, JIKA DIBANDINGKAN DENGAN APA YANG KERA DAPAT LAKUKAN?
- Mawlana merasa takjub akan bagaimana IDEOLOGI YANG TIDAK BERDASAR DAN TIDAK MASUK AKAL semacam itu telah mengakar di sistem pendidikan kita, dan sekarang diajarkan secara umum, SEOLAH-OLAH ITU ADALAH SEBUAH KEBENARAN. Terlebih lagi, ideology tersebut diterima tanpa pertanyaan, oleh jutaan generasi muda, yang kemudian menyangkal Pencipta mereka!
- Hanya karena pernyataan dari satu orang gila (majnun), Charles Darwin, banyak orang telah berpegang pada teori lucunya tersebut dan menolak ajaran dari 124.000 nabi, yang kesemuanya diutus untuk mengajarkan pada manusia bahwa Allah adalah Tuhan dan Pencipta mereka. Orang-orang menolak 124.000 nabi, dan sebaliknya, menerima ajaran sesat dari satu orang ini. Betapa bodoh dan tidak dapat dipahami! Seseorang yang bersikeras untuk meyakini pernyataan Darwin bukan hanya seseorang yang bodoh, dia juga syaitan, karena dia menolak panggilan dari 124.000 nabi yang diutus Allah untuk mengajarkan manusia tentang asal muasalnya. Orang-orang semacam itu, kata Mawlana, tidak akan pernah mencium aroma surga, karena mereka telah disesatkan oleh syaitan ke arah neraka.
- Jika manusia memang benar berevolusi dari kera, maka dari binatang apakah kucing, anjing dan bagi berevolusi? Mawlana bercanda bahwa karena kucing adalah makhluk yang sombong, akan menyatakan bahwa dia adalah keturunan dari singa yang agung; si kucing tidak akan mau mengakui bahwa dirinya bersaudara dengan species kucing lain yang lemah. Sama halnya dengan anjing hutan, dia akan mengaku bahwa dirinya merupakan keturunan dari harimau, tetapi si harimau tidak akan mengakui bahwa dirinya berhubungan dengan si anjing hutan yang tidak terhormat. Lihatlah bagaimana makhluk yang lebih terhormat ingin menjauh dari makhluk yang berderajat lebih rendah. Akan tetapi sangatlah membingungkan mengapa manusia, makhluk yang paling terhormat, bukannya tidak mengasosiasikan dirinya dengan kera, tetapi malah bersikeras untuk diasosiasikan dengan hewan tersebut!
- Akhir kata Mawlana menghimbau orang-orang yang meyakini bahwa mereka berasal dari kera, untuk mengamat-amati kera dan kemudian berkaca, lalu bertanya pada diri mereka sendiri jikalau mereka merasa bahwa mereka mempunyai keterkaitan dengan makhluk tersebut.
- Kemurkaan Allah telah diturunkan karena tersebarnya ajaran-ajaran sesat semacam ini. Ada banyak pembunuhan, kegalauan dan kekacauan di dunia saat ini.
- Ini merupakan masa bagi ideologi-ideologi sesat, maka selamatkanlah diri kita masing-masing dengan menyediakan waktu untuk mempelajari Al-Qur’an, mengenal diri kita sendiri dan mengenal Pencipta kita. Jika kita tidak mempelajari ini semua, kita akan tersesat.
Fatihah.