Solusi menakjubkan dari AlQuran bagi situasi di Mesir
31st January 2011, Monday
A’uzubillah himinash shaitan nirrajeem
Bismillah-hir Rahman-nir Raheem
Assalamu’alaikum wrh wbkt
(Tatkala Maulana berbicara pada tanggal 27 Oktober tahun lalu, tentang kejatuhan para Taghut (tiran/diktator) di masa yang akan datang, khususnya di dunia Muslim, Suhbah beliau disambut dengan berbagai macam keraguan serta ketakutan. Di Suhbah selanjutnya, beliau menyorot lebih dari 10 negara di Timur Tengah – yang lebih kepada bersifat Arab dari pada Muslim – yang akan menghadapi kemurkaan Tuhan, karena menolak ketaatan dan kesolehan, dan menggantinya dengan budaya dan norma Barat. Cukup jelas, efek domino pada riam ini telah memakan korban – Tunisia telahpun menghadapi kejatuhan, sementara Mesir, Yemen, Yordania, Sudan dan negara Arab lainnya sedang menuju kejatuhan dari hukuman Tuhan. Dalam Suhbah ini, Maulana membicarakan tentang satu-satunya cara untuk kembali aman dan sentosa di kawasan ini. Suhbah ini berisi tentang keselamatan hidup dan nasehat yang berkaitan, tidak hanya untuk orang-orang Mesir dan Arab, tetapi juga untuk kita semua)
- Maulana memulai dengan menekankan pada orang-orang yang beriman untuk berusaha keras menjadi hamba Allah yang sebenar benarnya, dengan mematuhi apa yang diajarkan Rasulullah (SAW), sehingga kita dapat diberi kehormatan dengan julukan ‘hamba Nya’. Sembahlah pada Nya, patuhilah segala perintah Nya dan jangan sekali kali menentang Nya.
- Kita sedang hidup dan berada didalam masa fitnah besar serta bermacam cobaan hari ini. Waktu yang penuh pergolakkan sedemikian sudah diramalkan oleh Baginda Rasulullah (saw) lima belas abad yang lalu, sebab seorang Nabi dikaruniai pengetahuan tentang apa yang telah terjadi sebelum beliau (dari permulaan nya) serta apa yang akan terjadi setelah beliau hingga kiamat.
- Rasulullah (saw) diutus sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia dan makhluk ciptaan lainnya. Beliau tidak pernah diutus untuk membawa hukuman maupun penderitaan; Umat beliaulah yang membawa segala permasaalahan ini pada diri mereka sendiri. Nabi (saw) ditugaskan dengan semangat membara untuk membebaskan Umatnya dari penderitaan dunia dan menyelamatkan mereka dari siksaan akhirat. Beliau datang sebagai penyelamat seluruh manusia dan segala makhluk lainnya. Bagaimana mungkin kita berpaling dari utusan yang dirahmati ini, yang sangat lembut dan peduli pada kita? Bagaimana mungkin, bahwa Umat tersebut menyingkirkan nasehat dan Sunnahnya, malah berpaling ke pangkuan musuh nyata, iblis sebagai petunjuk?
- Nah sekarang, ketika roda berputar membawa kita lebih dekat pada tiupan Sangkakala, kita sedang berada pada periode yang menakutkan/mengerikan di akhir zaman, disatu masa dimana umat Muslim sendiri tidak lagi mengindahkan nasehat Rasulullah (saw). Quran telah mengingatkan kita berkali-kali tentang bangsa-bangsa sebelum kita, yang masing-masing menerima hukuman/musibah karena meninggalkan serta mengengkari bimbingan Nabi-Nabi mereka. Sekarang ini, ramai umat Muslim telah melupakan fakta mendasar ini – satu-satunya cara menuju keamanan, adalah cara yang dicontohkan Nabi. Mereka yang patuh, akan terselamat (seperti mereka yang berada di Bahtera Nuh), sesiapa yang mengingkari, akan merasakan buah dari keingkaran mereka (seperti mereka mereka yang ditenggelamkan). Ironisnya di dunia yang berbahasa Arab, di dunia dimana bahasa Al Quran digunakan, merekalah yang membawa kemurtadan dan pelanggaran, pengingkaran dan pembangkangan. Apakah mereka tidak menghayati Kitab Suci? Apakah mereka tidak mengerti/memahami maksudnya? Apakah mereka tidak memikirkan dan mengambil i’tibar, padahal mereka adalah kaum Arab yang bertutur serta memahami bahasa Al Quran?
- Maulana mengingatkan kita bahwa, barang siapa yang memberontak dan menentang kebenaran, akan mengalami hukuman berat di dunia dan akan terus berlanjutan, siksaan pedih di akhirat, jauh lebih besar dari apa yang mereka alami di dunia – mereka akan menderita disaat kematian, di saat didalam kubur, disaat mereka dibangkitkan, dan disaat ketika mereka sedang berusaha menyeberangi titian siraat (jembatan yang menuju syurga) dan mereka akan lebih menderita saat terjatuh/terjerumus dari Jembatan tersebut, ke dalam jurang kelam Jahannam (neraka). Mereka-mereka yang telah memilih jalan itu, telah menganiayai dan membawa kehancuran pada diri mereka sendiri, oleh sebab perbuatan diri sendiri. Jangan salahkan sesiapapun, selain diri kamu sendiri!
- Maka bangkitlah, Maulana berkata, dari kebutaan dan renungkanlah. Peristiwa yang terjadi sekarang adalah permulaan akan munculnya Hari Penghukuman. Bukankah ini adalah waktu untuk kamu sedar, dan menanyakan diri kamu sendiri pertanyaan-pertanyaan penting ini? Siapa itu Rasulullah (saw)? Apakah sifat sifat beliau? Pada siapa beliau diutus? Apakah tujuan/misi beliau? Apakah pesanan beliau? Apakah isi yang terkandung dalam pesanan beliau? Mereka yang tidak mencari jawaban ini bagaikan syaitan yang berbuat sesukanya, terlena dan tidak peduli bahaya yang sedang mendatang.
- Sekarang, penduduk Mesir telah keluar dari rumah-rumah mereka, seperti tawon yang sedang mengamok. Mereka marah dengan pemimpin-pemimpin mereka, karena pemimpin-pemimpin ini telah mengambil syaitan sebagai pembimbing, mereka telah mengikuti nasehat licik dan godaannya, yang telah membawa negeri itu dan penduduknya ke dalam kesusahan dan kehancuran. Kemarahan rakyat meluap-luap- mereka membunuh, membakar, menghancurkan dan mencuri. Mengapa kamu semua melakukan perbuatan pengecut ini? tanya Maulana. Mengapa? Apakah hal semacam ini diajarkan padamu dari dalam Kitab Suci, wahai rakyat Mesir? Apakah hal semacam ini kamu lihat dari perilaku Nabi (saw)? Jika tidak, pastinya kamu semua telah mengikuti syaitan, musuh manusia! Apakah kamu semua tidak punya akal sehat, mengikuti bisikan yang terkutuk, berpaling dari ajaran-ajaran agung Al Quran dan contoh indah dari perilaku Nabi (saw)? Tidakkah kamu menyadari bahwa syaitan takkan membawa kebaikan buatmu, bahwa semua bisikannya membawa manusia menuju kesengsaraan? Lalu mengapa kamu semua mendengarkannya dengan sungguh-sungguh?
- Bukankan rakyat Mesir marah dengan pemimpinnya? Mereka menginginkan perubahan rejim, bukan? Apakah dengan kekerasan menggulingkan Presiden Hosni Mubarak dapat menyelesaikan penderitaan mereka? Tidak. Kerana Allah mungkin akan mengirim pemimpin yang lebih kejam bagi menggantikannya. Dan setiap yang mereka singkirkan, mungkin hanya akan melahirkan pemimpin yang lebih kejam! Jadi mengapa mereka melakukan ini?
- Jawabannya, Maulana berkata, terdapat dalam ayat Suci Al Quran. Ini adalah petunjuk bagi rakyat Mesir, juga bagi kita semua.
ذَٲلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ لَمۡ يَكُ مُغَيِّرً۬ا نِّعۡمَةً أَنۡعَمَهَا عَلَىٰ قَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِہِمۡۙ وَأَنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ۬
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Quran 8:53)
Makanya, Allah tidak akan mengubah kepemimpinan yang membawa kepada kebaikan, sehingga mereka (rakyat) mengubah diri mereka sendiri!
- Masyarakat kejam akan melahirkan pemimpin kejam, sepertinya juga rakyat yang taat akan diberikan pemimpin yang taat juga. Jadi, wahai rakyat Mesir, kamu berada dalam kebingungan sekarang karena kamu juga telah berlaku kejam pada diri kamu sendiri, dengan berpaling dari ajaran-ajaran Allah dan Rasul Nya (saw). Semua teriakan, pekikan, demontrasi dan pawai di jalan-jalan, tidak akan menyelesaikan segala pemasalahan mereka. Mereka harus melihat ke dalam diri mereka sendiri dan menyadari berapa jauh mereka telah terpisah dari kebenaran. Kesadaran dan bertaubat atas segala kesalahan, akan mengangkat kemarahan Allah dari tengah-tengah mereka, bila mereka benar-benar berubah, Allah akan mengganti pemimpin-pemimpin mereka dengan yang lebih baik, tanpa perlu bahkan bagi mereka untuk mengangkat jari!
- Jadi solusi terletak pada perubahan pada diri mereka (rakyat) sendiri. Mengubah arah hidup mereka dari mencari dunia, kepada mencari Maula (Tuhan); mengubah fokus mereka dari menyenangkan ego kepada yang menyenangkan Allah, mengubah diri mereka dari hamba syaitan kepada menjadi hamba Allah yang sejati. Dan Dia akan mengubah rejim, kepemimpinan dan pemimpin. Singkirkan kekejaman dari hati mereka dan Dia akan menyingkirkan pemimpin kejam dari tanah mereka. Seluruh masalah di Mesir tercipta oleh kepentingan diri dan keegoisan.
- Siapakah yang menempatkan pemimpin kepada rakyatnya? Allah! Jadi siapa yang akan mengganti pemimpin bila saatnya tiba? Allah! Jadi hentikan berperilaku seperti hewan liar dan tidak kenal hukum, dan segala kerusuhan dan pemberontakan. Dan mulailah berbuat perubahan yang nyata pada dirimu sendiri. Penunjuk perasaan seharusnya malu terhadap perilaku yang buruk ini. Maulana mengingatkan bahwa adab yang baik adalah puncak yang penting dalam Islam. Pengetahuan tanpa adab, tidak berharga. Jadi perbuatan seperti hewan sedemikian, mereka telah mengikuti iblis dan mereka kehilangan kehormatan diri. Iblis adalah makhluk dengan pengetahuan yang tak tertandingkan, namun pembangkangannya terhadap perintah Allah membuat segala ilmunya tidak berharga. Sayyidina Adam (as), sebaliknya, saat jatuh dalam dosa, berdoa, memohon pada Tuhannya:
رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ
“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”. (Quran 7:23)
- Sayyidina Adam (as) telah menunjukkan adab, bertaubat dengan merendahkan diri terhadap Allah dan Allah menjadi senang dengannya. Jadi ikutilah seperti perbuatannya itu, cari pengampunan dengan merendahkan diri, maka kamu akan diangkat ke maqam yang tinggi. Jangan berterusan bersikap keras kepala dan sentiasa memberontak, seperti iblis hingga dikutuk sampai jatuh pada kehinaan dan keaiban
- Pengetahuan sesungguhnya membawa kepada adab, peradaban yang baik! Adalah adab demikian yang membawa seseorang lebih dekat pada Allah, bukan ilmu. Jadi daripada protes di jalan-jalan, angkatlah tanganmu,”Ya Allah, Engkau tahu keadaan kami yang lemah, ampunilah kami, bantulah kami memperbaiki keadaan. Hasbunallah. Robbunallah, anta hasbuna, anta robuna, selamatkan kami dari keadaan yang sulit ini. Selamatkan kami dari masalah keegoisan dan mementingkan diri sendiri! Hanya Engkau yang dapat menyelamatkan kami, Ya Allah Yang Maha Perkasa, Engkau cukup bagi kami, demi Nabi yang paling baik dan paling dicintai (SAW), Penguasa awal dan akhir.
- Dengarlah, taati, ambil lah manfaat dan kebijaksanaa! Al Fatihah.
Komentar
- Pada tanggal 20 Oktober tahun lalu, Maulana menghentikan Suhbah malamnya, beliau mengumumkan bahwa murid muridnya sudah diberi cukup bekal untuk perjalanan mereka. Ini adalah pertanda buruk, pertanda bahwa kita telah memasuki akhir dari zaman fitna. Seminggu kemudian, Maulana memberikan Suhbah yang mengejutkan. Dengan salinan Al Quran di tangan, Maulana membacakan ayat berikut dan mengumumkan bahwa era tiran sudah berakhir.
وَٱلَّذِينَ ٱجۡتَنَبُواْ ٱلطَّـٰغُوتَ أَن يَعۡبُدُوهَا وَأَنَابُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ لَهُمُ ٱلۡبُشۡرَىٰۚ فَبَشِّرۡ عِبَادِ
Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu tiran/pemimpin kejam) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku (Quran 39:17)
- Ketika pengumuman itu dibuat, hanya segelintir yang percaya hal tersebut dapat terjadi. Pada dasarnya, kebanyakan diktator Arab adalah orang-orang yang keras hati yang telah mengendalikan negeri mereka dengan tangan besi, menggenggam erat, selama berpuluh tahun. Mereka memiliki intel dan polisi rahasia untuk melumpuhkan semua oposisi; tidak terpikirkan bahwa salah satu dari mereka dapat ditumbangkan atau digulingkan, apa lagi kesemuanya mereka. Maulana telah berkata dalam Suhbah tanggal 27 Oktober (ringkasan yang sekarang sedang dibuat),”ucapkan Hasbunallah Robbunallah, dan Allah akan menyingkirkan ketakutanmu terhadap tiran-tiran ini, dan sebaliknya menempatkan rasa takut pada hati tiran tersebut. Jika mereka tahu apa yang terbaik buat diri mereka, mereka akan melarikan diri.” Beliau mengingatkan umat muslim untuk tidak berdemonstrasi di jalan-jalan atau melakukan kekerasan.
- Hari ini, kurang dari tiga bulan kemudian, kalimat ramalan itu menjadi kenyataan. Dari dalam sepotong ayat, Maulana bisa mengungkapkan rahasia disebalik kejatuhan rejim-rejim totalitarian ini! Dalam ayat lainnya di atas, Maulana menerangkan solusi bagi rakyat Mesir. Lihatlah bagaimana Allah sedang menunjukkan pada kita keajaiban Al Quran, bukti nyata, dimana seluruh peristiwa, masa lampau dan masa depan, dan seluruh solusi, diungkapkan. Dan Allah juga sedang menunjukkan siapakah Maulana itu, juru bicara Tuhan, yang dengan merendahkan hati sentiasa menjuluki dirinya selalu sebagai ‘insan yang paling lemah’. Maulana sentiasa melafaskan, meski beliau adalah orang yang lemah, kita harus mendengarkan nasehat beliau, sebagaimana kita harus sadar ‘siapakah yang ada dibelakangku, yang membuatku bicara.’ Sebagaimana Sayyidina Abu Bakar (ra) mampu memetik satu ayat dari Quran untuk menenangkan sahabat ketika Nabi (saw) wafat, Maulana, adalah pewaris Nabi (saw) dan juga pewaris hati Sayyidina Abu Bakar Sidiq (ra), yang mampu mengambil satu ayat yang akan meredakan situasi tegang di Mesir .
- Maulana amat menyesali karena negeri-negeri Timur Tengah lebih membanggakan diri sebagai Arab daripada Muslim. Organisasi mereka tidak berdasarkan persaudaraan dalam keimanan, tetapi berdasarkan nasionalitas. Ada organisasi semacam, Liga Arab, Dana Moneter Arab, Program Perdagangan Keuangan Arab, dan lain-lain nya, tidak ada yang dibangun berdasarkan atas nama Allah, sebagai orang-orang beriman/Muslim. Dilimpahi dengan petrodollar (wang hasil jualan minyak) yang lumayan, mereka ini hidup dengan bergelumang dengan kemewahan duniawi, mereka mengamalkan gila-gilaan gaya hidup Barat dan meniru budaya serba boleh itu. Maulana berkata bahwa ketika Allah mengirim ‘satu pukulan’ hukuman ke negeri-negeri Barat, Dia akan mengirim ‘dua pukulan’ ke negeri-negeri Islam, karena negeri-negeri itu telah mempunya petunjuk dari Kitab Suci dan Sunnah Rasulullah (saw), namun malah mengikuti sebaliknya.
- Adalah penting untuk dicatat bahawa Maulana merujuk pada para penunjuk perasaan seperti tawon. Seekor tawon lebih berbahaya daripada seekor lebah, kerana dapat menyengat berkali-kali tetapi tidak mati. Kerumunan emosional menimbulkan penderitaan dan menyebabkan kerusakan besar serta kehancuran, situasi yang dengan pantas dapat berubah secara tiba tiba, sepertimana ketika seekor tawon yang menjadi ganas akibat provokasi.
- Kata-kata Maulana dalam Suhbah ini, ditujukan untuk menenangkan kemarahan dan mengembalikan rakyat yang sedang marah kepada akal sehat, sebelum mereka terlibat dalam perbuatan keji yang akan menghancurkan kehidupan mereka selamanya. Dalam Suhbah sebelumnya, Maulana mengecam ulama setempat, yang tidak melakukan secukupnya untuk menenangkan rakyat yang menggelisah. Dalam keadaan genting sedemikian, nasehat yang menyejukkan dapat menenangkan mereka yang gelisah,malah mungkin dapat menyelamatkan jiwa dan mencegah banyak perbuatan ganas/keji yang tak perlu.
- Dalam sebuah hadees, Rasulullah (saw) bersabda, “Rakyat diberikan pemimpin yang pantas buat mereka.” Maulana suatu hari berkisah tentang suatu ketika rakyat Baghdad yang kurang ajar diberi tiran kejam untuk memimpin mereka, karenanya setelah itu mereka merasa ketakutan dan mengubah cara hidup mereka.
وَمَآ أَصَـٰبَڪُم مِّن مُّصِيبَةٍ۬ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِيكُمۡ وَيَعۡفُواْ عَن كَثِيرٍ۬
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (Quran 42:30)
- Kepemimpinan selalu merupakan isu yang kontroversi, dalam kabanyakkan organisasi. Nabi (saw) bersabda,”Pemimpin yang terburuk adalah mereka yang kamu benci, dan mereka membencimu kembali.” Tiap-tiap dari kita seharusnya memandang kepada pemimpin kita sendiri, kerana pemimpin tersebut merupakan cerminan diri kita sendiri. Ada sesetengah pemimpin sentiasa menjelekkan, memperkecilkan dan mempergunakan pengikut mereka. Mungkin mereka harus memahami hadees ini – bahwa seorang muslim adalah merupakan cermin pada saudara muslimnya. Bila seorang selalu menemukan/merasakan bahwa orang lain itu sombong, suka menyakitkan atau penuh kebencian, itu menunjukkan keadaan dirinya sendiri. Renungkanlah, karena setiap hadees mengandung kebijaksanaan yang tidak tersurat.
- Manusia tidak dapat melihat kesalahannya sendiri, jadi Allah membuat saudara Muslimnya sebagai cermin yang memantulkan kesalahannya. Itulah sebabnya mengapa Maulana bertanya pada mereka yang telah menghujat Presiden Hosni Mubarak, untuk menanyakan pada diri mereka sendiri, mengapa Allah memilih pemimpin semacam itu buat mereka.
- Kebenaran kerap kali pahit, terutama bila kita ditunjukkan bahwa diri kita sendiri yang menjadi penyebab berlakunya kekacauan. Nasehat adalah manis bila diberi ke orang lain, itulah sebabnya mengapa semua kita adalah penasehat ulung, dapat memungut kesalahan-kesalahan orang lain dari ribuan mil jauhnya, dan kita gemar mengkoreksi orang lain tanpa henti. Namun nasehat buat diri kita sendiri adalah buah yang pahit, itulah yang menjadi penyebab mengapa kita menghindarinya, selalu melihat kita sebagai pihak yang benar. Bila kita melaksanakan nasehat yang kita beri ke orang lain dan melaksanakan pada diri kita sendiri, masya Allah, kita akan berada dalam tahapan menuju menjadi orang suci sekarang juga!
- Maka mulailah dengan menasehati diri kita sendiri.
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارً۬ا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡہَا مَلَـٰٓٮِٕكَةٌ غِلَاظٌ۬ شِدَادٌ۬ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Quran 66:6)
- Ayat ini menyebutkan agar kita menyelamatkan diri kita sendiri sebelum dapat memberi nasehat dan menyelamatkan orang lain. Perbuatan terburuk adalah menasehati orang lain namun di saat yang sama, kita mengabaikan nasehat pada diri sendiri. Ini disebutkan dalam hadees bahawa sebahagian orang beriman yang berada di syurga, akan melihat orang yang menasehati mereka di dalam neraka. Ketika ditanya, orang yang menasehati mereka dulu berkata,”Aku mengajarkan orang lain untuk berbuat baik namun aku sendiri mengabaikan nasehatku.” Juga disebutkan di hadees lain nya, bahwa hukuman bagi orang semacam ini sangatlah pedih, sehingga iblis, yang tidak punya rasa belas kasihan dalam hatinya, hampir-hampir akan mengasihani orang semacam ini. Allah berkata tentang orang sedemikian:
ڪَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُواْ مَا لَا تَفۡعَلُونَ
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (Quran 61:3)
- Jadi ingatlah, ini bukan soal berapa ribu orang yang mendengarkan ceramahmu atau membeli kitab-kitabmu; itu bukan kunci menuju keselamatan; iblis sendiri dahulunya adalah guru pada para malaikat sebelum kejatuhannya. Persoalannya adalah, apakah kamu mengindahkan nasehat kamu sendiri atau tidak, sebab ego suka menasehati, tetapi tidak suka dinasehati. Pertanda orang yang beriman yang rendah egonya adalah dia tidak hanya bersedia menerima nasehat, dia juga sangat berterima kasih apabila menerimanya. Ramai ‘penasehat yang lebih pandai’ yang cepat memberikan nasehat dengan fasih, tetapi mereka lebih cepat ‘menembakmu’ apabila kamu mengkoreksinya.
- Maulana menyimpulkan dengan sepotong nasehat jitu untuk ‘orang-orang yang memandang diri mereka lebih alim dari teman2 mereka’. Bukanlah ilmu yang membuatkan kamu lebih dekat kepada Allah, namun adab yang baik, karena adab adalah buah pengetahuan yang sebenarnya. Sebuah hadees mengajarkan bahwa seorang manusia dengan perilaku/adab yang baik adalah seperti seorang yang berpuasa di siang harinya dan berdoa/solat sepanjang malam. Pengetahuan iblis tidak menghasilkan kebaikkan, karenanya iblis menjadi sombong, dengan adab paling buruk untuk seorang hamba di hadapan Nya. Pengetahuan Sayyidina Adam (as) sebaliknya, membuat beliau rendah hati, yang merupakan adab terbaik, dan beliau diampuni dan diletakkan dekat disisi Tuhannya. Jadi bagi mereka yang sedang menghadapi kesulitan serta cobaan yang berat saat ini, rendahkanlah dirimu dan mohon ampun pada Tuhanmu, minta pertolongan dari Nya dan pohon jalan keluar menuju keamanan. Barang siapa yang tidak melakukannya, akan menghadapi penderitaan abadi!
وَلَقَدۡ أَخَذۡنَـٰهُم بِٱلۡعَذَابِ فَمَا ٱسۡتَكَانُواْ لِرَبِّہِمۡ وَمَا يَتَضَرَّعُونَ. حَتَّىٰٓ إِذَا فَتَحۡنَا عَلَيۡہِم بَابً۬ا ذَا عَذَابٍ۬ شَدِيدٍ إِذَا هُمۡ فِيهِ مُبۡلِسُونَ
Dan sesungguhnya Kami telah pernah menimpakan azab kepada mereka, maka mereka tidak tunduk kepada Tuhan mereka, dan (juga) tidak memohon (kepada-Nya) dengan merendahkan diri. Hingga apabila Kami bukakan untuk mereka suatu pintu tempat azab yang amat sangat (di waktu itulah) tiba-tiba mereka menjadi putus asa. (Quran 23:76-77)
- Mari lah kita semua berusaha menyebarkan pesanan Maulana, sehingga para pemrotes tidak akan berbuat kekerasan dan kerusakan. Tayangkan Suhbah ini di situs kamu dan kirim tautannya ke sebanyak mungkin ke dunia Arab. Nasehati mereka untuk menimbang-nimbang keimanan mereka sendiri dan beribadah, bertaubat, mohon pengampunan dari Allah dan ucapkan Hasbunallah Robbunallah, dari pada bernyanyi-nyanyi tidak menentu dan mengucapkan slogan politik yang tidak berarti.
Dua ringkasan berikutnya akan berisi nasehat lebih penting lagi untuk orang-orang Mesir. Dan kita juga.
Suhbab 26 menit ini dalam bahasa Arab hanya dapat disaksikan di www.saltanat.org, klik ‘A Good Ruler, 31 Jan 2011’, untuk menyaksikannya.Di situ ada sebuah tombol CC di dekat kontrol Suara di bagian bahwa layar dengan pilihan 11 bahasa, mulai dari bahasa Arab, Indonesia atau Melayu, Jerman, Inggris, Spanyol, Italia, Rusia, Mandarin, Belanda, Italia dan Turki. Selama siaran langsung Suhbah ditayangkan, tombol bagian atas juga menyediakan Live Audio Translation (Audio Penerjemahan Langsung) ke dalam bahasa lain. Bila tayangan tersebut tidak lagi ada di situ, silakan cari dalam arsip video di situs Saltanat TV.
Saltanat TV adalah situs resmi Maulana Syekh Nazim yang direstui oleh beliau secara pribadi.
You must be logged in to post a comment.