Ringkasan Suhbah Harian Maulana Syaikh Nazim
17hb Disember 2009
Sebab sebenarnya terjadi krisis ekonomi
A’uzubillah himinasyaitan nirrajiim
Bismillahir Rahman-nir Rahiim
Assalamu’alaikum wrwb.
- Mawlana mengatakan bahwa malapetaka atau kesulitan datang pada manusia karena mereka telah MELUPAKAN Allah. Setiap kali manusia lupa, Allah menjatuhkan Kutukan-Kutukan Surgawi padanya, dan hidupnya menjadi rumit. Tetapi bagi orang-orang yang selalu bersama Allah, Allah berfirman, La khaufun alaihim, walahum yakhzanun, yang artinya TIDAK ADA KETAKUTAN pada mereka, dan mereka tidak akan BERSEDIH atas apa pun. Bandingkan kedua golongan manusia ini.
- Apa alas an dari krisis ekonomi yang baru-baru ini mengguncang dunia? Tidak satu pun yang selamat dari krisis tersebut, yang miskin, yang kaya, warga negara biasa, maupun para pemimpin dunia – semua terkena dampak dari krisis moneter tersebut. Krisis itu membawa penderitaan lahir dan batin bagi banyak orang, membuat banyak orang kehilangan ketenangan pikiran dan kebahagiaan mereka. Banyak orang yang minum alkohol untuk menenggelamkan kesedihan mereka. Mawlana bertanya jika ada dari kita yang mengetahui solusi dari krisis ini; mabuk tentunya bukan solusi dari masalah tersebut.
- Negara-negara, yang sudah sejak lama bangga menjadi pemimpin dunia, pun bertekuk lutut. Dalam satu malam, harta mereka disapu bersih, perekonomian hancur, dan mata uang menjadi tidak berharga. Tetapi ini hanyalah permulaan. Apa yang akan terjadi jika Allah mengirimkan gelombang malapetaka perekonomian yang kedua atau ketiga? Dunia akan hancur menjadi puing-puing.
- Melalui krisis ini, Allah menunjukkan pada orang-orang berkuasa bahwa BUKAN MEREKA yang memegang kendali atas dunia ini. Allah adalah Yang Paling Berkuasa; dunia ini berada di bawah Kontrol Surgawi, BUKAN kontrol manusia. Allah hanya harus membuka sebuah celah kecil di permukaan bumi ini, dan banyak orang akan tertelan tanpa daya. Allah memberikan peringatan yang jelas pada semua orang yang telah keluar dari batasan-batasan Allah; Allah berfirman, “Wahai manusia, kamu harus mengetahui batas-batasmu, kamu harus mempunyai ADAB terhadap Tuhanmu!”
- Allah mengingatkan manusia, “Aku tidak menciptakanmu, wahai manusia, untuk mengumpulkan kekayaan atau harta di dunia ini!” Manusia harus menyadari tujuan ia ditempatkan di muka bumi ini, yakni bukan untuk menumpuk kekayaan, karena dunia ini dan segala isinya tidak bernilai di Hadirat Ilahi. Jadi mengapa kita mengumpulkan/menumpuk/mengejar/menangisi apa yang tidak berharga di Mata Allah dan apa yang BUKAN menjadi tujuan kita ketika kita diutus ke muka bumi ini?
- Jadi, apakah solusi dari krisis (moneter) ini? Mawlana berkata bahwa untuk setiap pertanyaan, pasti ada jawabannya di dalam Al-Qur’an, kalau saja kita mencari jawabannya di sana. Untuk setiap penyakit, ada obatnya. Untuk setiap masalah, ada solusinya. Allah ada Yang Paling Baik, tidak pernah jahat. Allah memberi obat, jawaban, solusi bagi semua penyakit manusia, jika saja manusia bersikap rendah hati untuk meminta pertolongan dari-Nya.
- Sangat banyak orang yang membaca Al-Qur’an. Di Mekah dan Madinah, sangat banyak orang yang sudah menghapal Al-Qur’an, telah selesai membaca seluruh isi Al-Qur’an ribuan kali; tetapi Mawlana menanyakan apa yang mereka telah pelajari dari bacaan tersebut. Apakah Kitab Suci tersebut hanya untuk dibaca, tanpa seorang pun mengambil rahasia-rahasia dan petunjuk darinya?
- Mawlana berkata bahwa manusia merasa malu ketika orang menyebutnya sebagai seorang hamba Allah (Abdullah), terutama jika orang tersebut adalah orang penting, seolah-olah frase tersebut mempermalukannya. Setiap orang harus selalu mengakui bahwa dia adalah seorang HAMBA Allah; merupakan suatu kehormatan bagi kita untuk menjadi hamba-Nya.
- Manusia sibuk berbincang-bincang siang dan malam, tetapi dalam percakapannya, mereka tidak pernah menasihati kawannya, “Wahai kawanku, cobalah untuk menyenangkan Tuhanmu, dan lakukanlah yang TERBAIK untuk kawan-kawanmu sesame umat manusia!”
- Mawlana mengungkapkan bahwa solusi dari krisis ekonomi ini ada dalam sebuah ayat dari surat At-Talaq, yakni, “Dan barang siapa yang TAKUT PADA ALLAH, Allah akan menunjukkan padanya jalan keluar dari permasalahannya.”
- Manusia zaman sekarang ini tidak TAKUT pada Allah. Mereka takut untuk mengungkapkan kebenaran karena takut akan kehilangan posisi mereka atau pekerjaan mereka. Contohnya, manusia membangun gedung-gedung pencakar langit, sebagaimana yang telah diramalkan oleh Rasulullah (saw) empat belas abad yang lalu. Mengapa? Itu merupakan tindakan seperti Namrud yang menentang Allah, tindakan yang tidak disukai oleh Rasulullah (saw), dan setiap kali para malaikat melihat manusia membangun sesuatu lebih tinggi dari dua tingkat, mereka berkata, “Wahai manusia, bumi Allah sangatlah luas, tidakkah itu cukup untukmu?” Tetapi tidak satu pun ‘ulama menentang tindakan tersebut ketika raja mereka berkonsultasi pada mereka.
- Mengapa para ‘ulama takut pada rajanya? Hidup seorang raja terletak di antara dua tarikan nafas. Jika ia mengambil nafas dan Allah tidak mengizinkannya untuk menghembuskannya, ia akan mati. Dan jika ia menghembuskan nafas dan Allah tidak mengizinkannya untuk mengambil nafas lagi, ia juga akan mati. Akan tetapi, kita takut pada raja, dan bukan pada Allah? Berikan nasihat yang benar dan kemukakanlah yang benar; jangan takut kehilangan status/rejeki.
- Pada awal abad ini, Allah telah mendatangkan gempa bumi yang besarnya 8.5 skala Richter di Cina, dan jutaan orang mati. Itu sangatlah mudah bagi Allah; Ia berkata JADI maka TERJADILAH. Allah dapat menghancurkan bumi ini dalam sekejap mata. Tidak seorang pun yang aman dari segala macam bencana, kecuali ia dilindungi oleh Allah. Jika kita tidak mendapatkan perlindungan surgawi, kita akan musnah.
- Peringatan ini turun dalam Bulan Suci ini. Wahai muslim, jauhkan diri kita dari dunia, dan mantapkanlah tujuan kita untuk menyenangkan Allah, jika kita ingin keselamatan di dunia ini dan di akhirat nanti. Hari Pengadilan sangat, sangat dekat! Ini adalah Deklarasi Surgawi, jika kita menyangkalnya dan berpaling dari nasihat ini, tidak ada yang dapat menyelamatkan kita dari kemusnahan. Para malaikat sedang menyaksikan siapa di antara manusia yang menganggap serius nasihat ini dan siapa yang tidak mempedulikannya.
- Wahai manusia, lakukanlah yang terbaik untuk Allah, itu cukup untuk-Nya. Katakanlah pada Allah, “Ya Allah, kami melakukan yang terbaik untuk-Mu, terimalah ini dari kami.” Orang-orang seperti itu akan diselamatkan.
- Mawlana berkata pada para ‘ulama, “Wahai ‘ulama, janganlah marah padaku, kemarahanmu tidak akan membahayakanku, itu hanya akan membahayakan dirimu sendiri.”
Fatihah.
You must be logged in to post a comment.