Rangkuman Suhbah Mawlana Shaykh Nazim
13hb Disember 2009
Dua kategori manusia
- Mawlana berbicara mengenai derajat terhormat yang telah dicapai oleh para wali (awliyaAllah), karena satu sisi mereka selalu menghadap Allah dan sisi yang lain menghadap ciptaan-Nya. Kehormatan mereka terletak pada kenyataan bahwa ingatan mereka, cinta mereka, ketergantungan mereka, dan pengabdian mereka pada Allah tidak tergoyahkan, tidak terhentikan, dan tidak terpengaruh dengan gangguan-gangguan duniawi yang ada di sekitar mereka. Mereka tidak putus mengingat Allah!
- Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah berfirman, “Qolbu mu’min arshullah” yang artinya “Hati seorang mukmin adalah Arashnya Allah.” Begitulah hati dari para awliyaAllah, dimana Allah selalu hadir dalam setiap niat, pemikiran, perbuatan, dan perkataan mereka.
- Pernahkah terlintas di benak kita betapa cermat dan seksamanya fungsi tubuh kita? Jantung kita memompa darah ke seluruh bagian tubuh; darah yang mengalir ke kulit kepala kita berbeda dengan darah yang mengalir ke mata. Kecepatan aliran darah, kandungan darah (nutrisi, hormone, sel, dsb) yang dikirim ke setiap sel juga berbeda. Siapa yang mengatur mekanisme yang sangat tepat ini, dan siap yang mengatur banyaknya hormone/nutrisi yang diterima setiap sel dalam tubuh kita?
- Allah telah menugaskan makhluk-makhluk yang suci dan murni untuk tinggal di jantung manusia, untuk mengatur tugas-tugas setiap sel dalam tubuh manusia. Makhluk-makhluk ini menerima instruksi dari Qutub (wali kepala) di bumi ini. Jadi, tidak satu pun manusia yang ada di luar control surgawi, dan tidak satu pun manusia dapat menentukan penyakit apa yang akan menyerangnya dan kapan kematian akan datang; karena adalah mudah bagi Allah untuk mendatangkan penyakit dan kematian pada kita, melalui instruksi yang diberikan kepada makhluk suci di hati kita.
- Pernahkah kita berpikir bagaimana sebuah atom bisa ada? Apakah mungkin sebuah atom, dengan electron-elektron berputarnya dan banyaknya energi yang tersimpan dalam orbit-orbitnya, dapat menciptakan dirinya sendiri dan segala energi yang terkandung di dalamnya, dan menyebabkan semua elektronnya berputar mengelilinginya? Sebuah atom bahkan tidak dapat mengidentifikasikan dirinya sendiri, apakah ia adalah sebuah atom oksigen, atom hidrogen, atau atom besi – seperti halnya manusia, yang tidak punya kuasa untuk menentukan dirinya akan diciptakan dalam ras apa dan dengan jenis kelamin apa.
- Setiap atom ada atas Kehendak dan Perintah Allah. Tabel Periodik kita, yang berdasarkan atas Model Atom Mendeleev, mencantumkan 118 elemen. Hanya 99 dari elemen-elemen tersebut yang terjadi secara alami. Sementara yang lain tercipta hanya sesaat dan di bawah kondisi laboratorium; elemen-elemen semacam ini tidak stabil dan tidak bisa tercipta secara alami. Jadi, meskipun manusia berusaha keras untuk ‘menciptakan’ atom-atom baru, hanya atom-atom yang telah ditentukan oleh Allah (atom dari ke-99 elemen dalam Tabel Periodik) yang ada di alam. Jika Allah mencabut kekuatan-Nya dari satu atom mana pun, atom tersebut tidak akan ada lagi.
- Kerumitan tubuh kita dan penciptaan atom-atom adalah beberapa dari tanda-tanda Kekuatan Dahsyat dan Pengetahuan Allah. Merenungkan (tafakkur) tentang hal-hal semacam itu akan meningkatkan keimanan dan pahala kita – sebagaimana sabda Rasulullah (saw) dalam sebuah hadis, “Satu jam meditasi (akan Kehebatan Allah) lebih baik dari 70 tahun ibadah sunnah.” Mengapa? Karena sangatlah mungkin untuk melamun/lupa/tidak hadir dalam shalat-shalat kita, tetapi adalah mustahil untuk merenungkan tentang Kehebatan Allah dalam keadaan lupa/tidak hadir. Jadi, kita berkonsentrasi (khusyuk) selama meditasi akan Kehebatan Allah, meskipun kita mungkin melamun dalam shalat-shalat kita.
- Jalur sejati menuju pengabdian adalah perolehan atau pencapaian ma’rifatullah, yakni pengetahuan akan Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah. Itulah Samudera Pengetahuan terpenting yang dibukakan untuk umat manusia, dan bukan untuk binatang. Jika kita mengetahui Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah, dan kita mengagungkan-Nya, itu membedakan kita dari ciptaan-Nya yang paling rendah derajatnya, yakni binatang. Pengetahuan semacam itu tidak dapat diperoleh dari buku-buku, tetapi hanya dapat diperoleh dengan mencari seorang pembimbing surgawi/spiritual.
- Pengetahuan tentang Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah tidak mengajarkan kita tentang Zat atau Esensi Allah, karena hal tersebut di luar batas kemampuan intelektual manusia. Kita harus tahu bahwa ada seorang Sultan; kita harus mengagungkan dan memuji-muji Sultan tersebut; tetapi identitas Sultan tersebut yang sebenarnya tidak dapat ditangkap oleh semua ciptaan.
- Allah berfirman dalam surat Ar-Rahman, “Ar-rahmaan, ‘allamal Qur’aan” yang artinya, “Tuhan Yang Maha Penyayang, yang mengajarkan pengetahuan mengenai Al-Qur’an.” Malaikat Jibril (as) hanya semata-mata menyampaikan pesan kepada Rasulullah (saw), tetapi Pembimbing dan Guru yang sebenarnya bagi Rasulullah (saw) adalah Allah (swt). Allah mengajarkan ciptaan terbaik-Nya, dan kita harus belajar dari Rasulullah (saw) dan dari para pewaris beliau. Allah tidak mengajarkan pengetahuan surgawi semacam itu kepada para binatang. Apakah kita tergolong diantara orang-orang yang mewarisi pengetahuan surgawi semacam itu, atau apakah kita seperti binatang, bodoh dan rendah?
- Cap terburuk yang dapat dihujatkan pada manusia adalah ‘SI BODOH’. Jutaan manusia mempunyai cap itu sekarang. Meskipun mereka membayar uang banyak dan menghadiri institute-institut pendidikan tinggi, mereka tetaplah bodoh, tidak mengetahui tujuan dan misi mereka dalam hidup ini, tidak mengetahui Tuhan mereka, dan tidak mengetahui tentang akhirat. Apa yang telah mereka pelajari hanya semata-mata telah memperbesar ego mereka, tidak lain.
- Bahkan setiap sel dalam tubuh kita menyadari tujuan dan tanggung jawabnya, tetapi kita tidak mengetahui tujuan dan tanggung jawab kita.
- Seluruh umat manusia terbagi menjadi dua golongan – GOLONGAN YANG MEMILIKI PENGETAHUAN SURGAWI dan GOLONGAN BODOH, YANG TIDAK MENGETAHUI PENGETAHUAN TERSEBUT. Yang manakah golongan kita?
- Dunia ini kotor; banyak pembunuhan terjadi pada masa kini. Allah murka pada orang-orang yang mencabut nyawa yang tak bersalah. Allah TIDAK menempatkan kita di muka bumi ini untuk membunuh satu sama lain. Allah telah menyatakan bahwa orang yang mencabut nyawa yang lain adalah seorang penindas yang zalim, seorang hamba yang tidak baik, seolah-olah ia telah mencabut nyawa dari seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Mawlana menghimbau umat manusia untuk menghentikan perlombaan senjata, berhenti menciptakan senjata, menghentikan pertumpahan darah. Allah akan menjatuhkan Hukuman-Nya pada semua penindas yang zalim.
- Hari Jum’at ini (18 Desember 2009) bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1431 H. (Mawlana telah berkata bahwa adalah sebuah sunnah bagi muslim untuk berpuasa pada akhir dan awal tahun Islam. Jadi disunnahkan untuk berpuasa pada hari Kamis dan Jum’at ini).
Fatihah.